Sabtu, 04 Juni 2011

HUBUNGAN ANTARA ANABOLISME DAN KATABOLISME

Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik yaitu:
1.Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi.
2.Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel.
Katabolisme merupakan jalur yang menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa sederhana, yaitu yang meliputi:
1.Respirasi sel,
jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH) dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
2.Respirasi aerobik
•Transpor elektron
•Fosforilasi oksidatif
3.Respirasi anaerobik,
•Daur Cori
•Fermentasi asam laktat
•Fermentasi
•Fermentasi etanol
Sedangkan anabolisme merupakan yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana mencakup:
•Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa.
•Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain.
•Jalur sintesis porfirin
•Jalur HMG-CoA reduktase, mengawali pembentukan kolesterol dan isoprenoid.
•Metabolisme sekunder, jalur-jalur metabolisme yang tidak esensial bagi pertumbuhan, perkembangan, maupun reproduksi, namun biasanya berfungsi secara ekologis, misalnya pembentukan alkaloid dan terpenoid.
•Fotosintesis
•Siklus Calvin dan fiksasi karbon
Pada katabolisme fase metabolism bersifat menguraikan, yang menyebabkan molekul organik nutrient seperti karbohidrat, lipid, dan protein yang dating dari lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu terurai didalam reaksi-reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan ammonia. Katabolisme diikuti oleh pelepasan energy bebas yang telah tersimpan dalam struk tur kompleks molekul organik yang lebih besar tersebut. Pada tahap-tahap tertentu didalam lintas katabolic, banyak dari energi bebas ini disimpan, melalui reaksi enzimatik yang saling berkaitan dalam bentuk molekul pembawa energy adenosin trifosfat (ATP). Sejumlah energi mungkin tersimpan di dalam atom hidrogen berenergi tinggi yang dibawa oleh koenzim nikotinamida adenin dinukleotida fosfat dalam bentuk tereduksinya yaitu NADPH. Sedangakan pada anabolisme yang disebut biosintesis, fase pembentukan atau sintesis dari metabolisme, dalam hal ini molekul pemula atau unit pembangaun yang lebih kecil disusun menjadi makromolekul besar yang merupakan komponen sel, seperti protein dan asam nukleat. Karena biosintesis mengakibatkan peningkatan ukuran dan kompleksitas struktur, proses ini memerlukan input energi bebas, yang diberikan oleh pemecahan ATP menjadi ADP dan fosfat. Biosintesis beberapa komponen sel juga memerlukan atom hidrogen berenergi tinggi yang disumbangkan oleh NADPH.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara anabolisme dan katabolisme adalah bahwa anabolisme dan katabolisme terjadi bersamaan di dalam sel dan kecepatan prosesnya diatur sendiri-sendiri, seperti yang tergambar pada hubungan energi diantara lintas katabolik dan anabolik di bawah ini.

PROSES PEMBENTUKAN URINE

Pool asam amino dalam tubuh, digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk sintesis senyawa yang diperlukan maupun untuk kebutuhan energy.
a)Coba beri uraian tahap disertai penjelasan bagaimana sisa asam amino dibuang melalui urin.
b)Berikan uraian dan penjelasan bagaimana terbentuknya urin.
Jawab:
a.Tahap beserta penjelasan cara sisa asam amino dibuang melalui urin: Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan / Filtrasi
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
2. Penyerapan kembali / Reabsorbsi
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distalterjadi penambahanzat-zat sisa dan urea.Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
b.Cara terbentuknya urine
Urine terbentuk setelah melalui proses penyaringan darah di ginjal. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah (air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini disebut filtrasi. Urine primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk urine sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi. Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami penambahan zat sisa metabolism maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya terbentuklah urnine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses ini disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah penuh dengan urne, tekanan urine pada dinding kandung kamih akan menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing. Urine mengandung zat padat sebesar 4 persen dan 96 perse air. Zat-zat padat yang adadalam urine adalah sebagai berikut :
a. Urea, air dan ammonia sebagai sisa perombakan protein
b. Zat warna empedu yang member warna kuning pada urine
c. Zat-zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin, sisa obatan, hormone dan zat kimia yang berasal dari makanan.
d. Garam-garaman khususnya garam dapur.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter setiap hari. Factor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit. Pada saat kita minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat.

KOLOID

ANALISIS KESESUAIAN BAHAN AJAR PADA PEMBELAJARAN BIDANG STUDI KIMIA KELAS X SMK TEKNIK PERSIAPAN BINJAI

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian bahan ajar dan permasalahan-permasalahan yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknik Persiapan Binjai, yang mana di dalam perkembangannya kesesuaian bahan ajar ini sangat mempengaruhi kualitas dari hasil belajar siswa.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Siswa-Siswi SMK Teknik Persiapan Binjai Kelas X, alat/ media pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Angket, yaitu untuk memperoleh data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari angket yang disebarkan kepada siswa secara langsung, sedangkan data skunder diperoleh melalui Kepala Sekolah SMK Teknik Persiapan dan guru-guru bidang studi Kimia yang terdapat disekolah tersebut.
Data dalam penelitian ini diolah secara deskriptif, yaitu untuk melihat persentase jawaban responden mengenai kesesuaian bahan ajar dan minat siswa dalam mengikuti proses belajar Kimia di SMK Teknik Persiapan Binjai, serta permasalahan-permasalahan yang terdapat di SMK Teknik Persiapan Binjai.

Pendahuluan
Sekolah (Sarana Pendidikan) Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sumber penghasil tenaga kerja yang prosfektif dan terampil untuk kategori tingkatan menengah, dimana unsur Penyelenggara pendidikan pada tingkatan ini senantiasa dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraannya didalam upaya memaksimalkan Kualitas Pendidikan yang berada dibawah pengelolaan dan tanggung jawabnya secara langsung ataupun tidak langsung, untuk kemudian membekali para lulusan dengan kualifikasi keahlian yang berstandart dan diakui secara luas, serta memiliki wawasan yang baik, bersikap dan berprilaku pula sesuai dengan tuntutan dan tantangan kebutuhan pasar kerja (dunia kerja).
Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah berbagai perbaikan-perbaikan dan perubahan serta penyempurnaan dihampir semua lini dalam Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan ini, termasuk juga perubahan-perubahan yang dinilai sangat mendasar, yaitu termasuk beberapa diantaranya adalah, penyempurnaan didalam kesesuaian bahan ajar yang diformulasikan dengan konsep pengembangan diri dan permintaan serta tantangan pasar kerja, penyediaan dan penyempurnaan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung lainnya, dan juga hal-hal lain yang ada kaitannya dengan maksud diatas. Salah satu diantara hal yang paling mendasar menurut penulis adalah penyediaan bahan ajar pada Bidang Studi Kimia, yang saat ini lebih diarahkan kepada pelatihan/ praktikum yang berbasis kemampuan dan keaktifan serta kopetensi peserta didik, dimana terlebih dahulu telah disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta berpedoman pada Petunjuk dari Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP) Indonesia.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah Kurikulum Operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP tersebut pada pokoknya terdiri dari ; Tujuan bagi tiap-tiap tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan lain-lain.
Sedangkan Silabus adalah, merupakan penjabaran standart kompetensi, serta dasar dalam materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian suatu hasil dari proses pembelajaran.
Dasar hukum (peraturan Perundang-undangan) pengembangan dan Penyempurnaan Kurikulum SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang tertuang di dalam Pasal 18 Ayat (2), yang berbunyi ; “Pendidikan Menengah Terdiri Atas Pendidikan Menengah Umum dan Kejuruan”. Panduan pengembangan kurikulum SMK disusun antara lain; adalah untuk dapat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para peserta didik agar dapat terus meningkatkan dan mengembangkan kualitas serta kopetensi diri, termasuk juga didalamnya adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agamanya masing-masing, memahami dan menghayati makna Ketuhanan serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnnuya, mampu berbuat sesuatu yang positif untuk dapat melaksanakan hal-hal tertentu secara bertanggung jawab, yang bertujuan menemukan jati diri. Melalui proses belajar yang aktif, kreatif serta efektif diharapkan semua tujuan diatas dapat tercapai.
Pengembangan kesesuaian bahan ajar Kimia terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah mengacu pada Standart Nasional Pendidikan, yang terdiri atas ; Standar isi, Proses, Kompetensi lulusan, Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana serta Pengelolaan pembiayaan dan Penilaian Hasil Pendidikan.
Pada dasarnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan Sarana yang harus mampu menyediakan tenaga kerja yang senantiasa siap pakai, terampil, disiplin, dan berkopentensi tinggi, dengan dilengkapi dengan sifat dan keutamaan-keutamaan lainnya. Oleh sebab itu hal yang tidak kalah pentingnya untuk tercapainya maksud diatas adalah, Bahan Ajar Kimia yang diformulasikan untuk menjawab dinamika tekanan, tuntutan dan tantangan SMK, mau tidak-mau harus disesuaikan dengan Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan berpedoman pada BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), yang dinilai paling sesuai dengan tuntutan dan tantangan SMK saat ini, Dimana dua sistem ini lebih mekankan kearah produktifitas (Praktek) yang pada intinya lebih memperbanyak belajar di ruang laboratorium, dan/ atau Bengkel, agar para siswa dapat lebih terampil dan senantiasa siap dalam mempergunakan alat-alat yang ada, serta lebih kritis, kreatif dan inovatif dalam berfikir dan bertindak. Sehingga dapat menghasilkan tamatan/ lulusan SMK yang berkualitas, teruji, dan siap pakai selalu.
Namun dalam kenyataannya dilapangan, Kita lihat pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Persiapan Binjai, Tempat Penulis Mengadakan Penelitian, Penulis menemukan masih banyak ditemui kendala-kendala maupun kekurangan-kekurangan baik dalam penyusunan Silabus, RPP (Rencana Program Pembelajaran) serta kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain-lain. Oleh karena Ilustrasi diatas, maka penulis tertarik untuk Menganalisis Kesesuaian Bahan Ajar Kimia Terhadap Silabus Dan Kurikulum Yang Disesuaikan Dengan Standart BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Serta Permasalahan-Permasalahan Pembelajaran Yang Ada Di Lingkungan Sekolah SMK Teknik Persiapan Binjai.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Teknik Persiapan Binjai yang terletak di jalan Soekarno-Hatta Kota Binjai, pada Akhir februari tahun 2010. Dimana Penelitian ini adalah bersifat penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa/i SMK Teknik Persiapan Kelas X, yang jumlahnya sekitar ± 150 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh melalui angket kepada siswa, sedangkan data skunder berupa Kurikulum, Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) serta bahan ajar, yang dikumpulkan melalui guru-guru Bidang Studi Kimia dan Kepala Sekolah SMK Teknik Persiapan Binjai. Data-data penelitian ini selanjutnya diolah secara sistematis deskriptif, untuk melihat jawaban responden, yaitu melihat kesesuaian bahan ajar serta permasalahan-permasalahan pembelajaran yang ada dalam lingkup Sekolah SMK Teknik Persiapan Binjai tersebut.
Analisis Bahan Ajar
Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan diajarkan kepada peserta didik (Siswa/i) sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran bergantung pada cirri-ciri khas dan karakteristik masing-masing mata pelajaran yang bergantung dengan penyesuaian pada kondisi yang tersedia disekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan pada SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
Untuk mencapai standart kopetensi yang telah ditetapkan oleh dunia Industri/ dunia kerja/ asosiasi profesi, maka substansi mata pelajaran di SMK teknik Persiapan Binjai dikemas dalam berbagai materi pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi Program Normatif, Adaftif dan Produktif.
Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu yang menjadi pribadi utuh, dan memiliki norma-norma kehidupan sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai Warga Negara Indonesia maupun Warga Dunia yang bersifat Global dan berwawasan universal. Program normatif diberikan agar Peserta didik diharapkan dapat hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Proram ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik beratkan pada norma, sikap dan prilaku yang harus diajarkan, ditanamkan dan dilatihkan pada peserta didik. Mata pelajaran pada kelompok normatif berlaku sama untuk semua program keahlian.
Program adaftif adalah kelompok pelajaran yang berfungsi untuk membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau adaptasi dengan perubahan yang terjadi dilingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuann, teknologi, dan seni serta budaya. Program adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitik beratkan kepada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsif dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari yang melandasi kopetensi untuk bekerja. Program ini terdiri atas kelompok mata pelajaran yang berlaku sama bagi semua program keahlian.
Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kopetensi kerja sesuai dengan Standart Kopetensi Kerja Nasional (SKKN). Program produktif bersifat untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar kerja, karena itu materi ajarnya lebih diarahkan kepada skill dunia kerja/ usaha/ industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai kebutuhan tiap pogram keahlian.
Di Sekolah SMK teknik Persiapan Binjai, Mata Pelajaran Bidang Studi Kimia adalah merupakan salah satu bahan ajar yang dikelompokkan kedalam golongan program adaptif, dimana dalam hal ini siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Kimia dituntut tidak hanya memahami dan menguasi “apa” dan “Bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberikan juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa” hal tersebut dilakukan, sehingga siswa dalam hal ini menjadi lebih kreatif.
Program adaptif pembelajaran Kimia disekolah SMK Teknik Persiapan Binjai ini, walaupun telah disesuaikan dengan Silabus Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP). Namun belum dapat tercapai sepenuhnya karena Program ini belum disesuaikan dengan daya dukung dan kondisi kelengkapan yang ada disekolah SMK Teknik Persiapan Binjai yang masih memiliki banyak kendala dan kelemahan,yaitu dimana SMK Teknik Persiapan ini belum memiliki laboratorium kimia yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dari hasil analisis silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan disekolah SMK Teknik Persiapan Binjai adalah model silabus yang dikeluarkan BSNP (Badan Standart Nasional Pendidikan). Dalam hal ini Sekolah belum mengembangkan model silabus sesuai dengan potensi daerah atau kota yaitu yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dalam pelaksanaannya masih membutuhkan perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan sekolah itu sendiri.

Jumat, 03 Juni 2011

PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA

PENDAHULUAN
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya suatu percobaan atau penelitian tertentu. Ruang dimaksud dapat berupa lantai gedung yang dibatasi oleh dinding/ tembok/ kaca dan atap atau dapat juga alam terbuka, misalnya : Laboratorium Komputer, Laboratorium Bahasa, Laboratorium Kimia, merupakan contoh laboratorium yang berada di dalam suatu ruang khusus. Sedangkan jenis laboratorium yang berada di alam terbuka, seperti : Kebun Botani, Cagar Biosfer, Swaka Marga Satwa, Kebun Raya, Taman Nasional dan lain-lain.

Laboratorium secara awam lebih sering difahami dalam pengertian yang sempit, yaitu hanya berupa suatu ruangan pengap yang di dalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum yang berbahaya, dengan harus selalu menaati prosedur baku dan tata cara khusus/ tertentu untuk dapat melakukan suatu kegiatan/ aktifitas di dalam ruang laboratorium tersebut dengan aman.

Walaupun demikian, secara awam pula masyarakat luas bersepakat bahwa pada konteks pembelajaran sains, keberadaan laboratorium menjadi sangat penting dan harus ada, karena laboratorium tersebut dapat digolongkan menjadi salah suatu hal sangat pokok dalam menunjang keberhasilan dan peningkatan kualitas proses belajar mengajar (transfer ilmu pengetahuan oleh pendidik kepada para peserta didik).

Sedangkan jika memahami pengertian laboratorium dalam konteks pemahaman perguruan tinggi dalam bidang sains, maka kita harus melihatnya lebih umum dan meluas, tidak lagi sebatas pengertian apakah laboratorium itu hanya difahami sebagai suatu ruang khusus untuk melakukan kegiatan praktikum, atau merupakan alam terbuka untuk dapat dijadikan suatu objek penelitian, karena sesungguhnya kedua pengertian tersebut menurut Penulis adalah sama-sama benar dan merupakan pengetahuan dasar yang sudah wajib diketahui oleh para mahasiswa/ mahasiswi civitas akademika perguruan tinggi tingkat awal.

Sehingga mau tidak mau pengertian laboratorium pada dunia perguruan tinggi harus difahami menjadi pemaknaan yang lebih universal, setidaknya harus di fahamkan kedalam tiga fungsi utamanya, yaitu : menjalankan fungi pendidikan, fungsi penelitian dan fungsi pengabdian bagi masyarakat (tri dharma perguruan tinggi).
Pengertian Laboratorium
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum (1995:7) Departemen Pendidikan Nasinal Republik Indonesia, “Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan penyelidikan”. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup tempat melakukan percobaan dan penyelidikan.

Desain Laboratorium
Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium dibangun untuk tujuan dan misi tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun tentu harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk siapa dipakai laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian lembaga riset nasional.
Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan 40 praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap mahasiswa.

Peralatan Dan Tata Letak Laboratorium

Peralatan laboratorium antara lain :
a.Perabot yaitu meja, kursi, lemari, rak;
b.Alat peraga pendidikan yaitu : instrumen, bagan, model bahan kimia,slide dll;
c.Perkakas yaitu obeng, tang, kikir, gergaji;
d.Kotak P3K beserta isinya;
e.Alat pemadam kebakaran;
f.Alat pembersih;
g.Kumpulan buku yaitu katalog, buku petunjuk dll.

Tata Letak Laboratorium
a.Lokasi dan ukuran.
Syarat umum lokasi :
1.Tidak terletak di arah angin, yaitu untuk menghindari polusi terhadap kamar lain;
2.Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghidari pencemaran air;
3.Mempunyai saluran pembuangan tersendiri untuk menghindari pencemaran penduduk;
4.Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memberikan ventilasi yang cukup dan penerangan alami yang optimum
5.Terletak pada bagian yang mudah dikontrol.
b.Luas Ukuran Laboratorium
Untuk 40 orang siswa ukuran laboratorium yang baik : lebar 8-9 meter2 dan panjang 11-12 meter2 atau untuk setiap siswa digunakan lebih kurang 2,5 meter.

Mengelola Laboratorium Sains
Secara garis besar pengelolaan laboratorium dapat dibagi atas :
1.Memelihara kelancaran pengunaan laboratorium
a.Membuat jadwal yang jelas penggunaan laoboratorium;
b.Harus ada tata tertib laboratorium yang harus dilaksanakan secara tegas. yang isinya adalah merupakan larangan, suruhan, dan petunjuk;
c.Contoh pengelolaan Laboratorium di Sekolah :
Untuk siswa :
• Siswa tidak boleh masuk laboratorium tanpa seijin guru;
• Alat/ bahan laboratorium tidak boleh dibawa ke luar tanpa seijin guru/ petugas;
• Jika ada alat rusak/ pecah hendaknya segera diberitahukan kepada guru/ petugas;
• Jika dalam melakukan pekerjaan (percobaan) tidak mengerti/ ragu-ragu segera bertanya kepada guru/ pembimbing.
Untuk Guru :
Pakailah jas laboratorium selama berada di ruang laboratorium;
Setelah selesai praktikum alat-alat harus dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih dan kering;
Jika siswa sedang bekerja di dalam ruang laboratorium harus ada dalam pengawasan guru/ pembimbing;
Laboratorium harus dijaga kebersihannya dan kerapihannya. Alat-alat yang telah selesai dipakai harus segera dikembalikan ketempat semula dengan rapih dan teratur;
Bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan suatu percobaan oleh siswa, hendaknya disediakan sebelum percobaan dimulai dan siap digunakan jika percobaan akan dimulai;
Guru harus dapat menguasai, memastikan dan menjamin penuh disiplin para siswanya yang ada di dalam ruang laboratorium;
Harus selalu dalam keadaan siap pakai semua perlengkapan penanggulangan kecelakaan. Seperti alat pemadam api, kotak P3K dan setiap pemakai laboratorium tahu benar penggunaannya.
2. Menyediakan Alat-alat/ Bahan-bahan yang diperlukan di Laboratorium
Penyediaan alat/ bahan untuk siswa ada dua macam, yaitu yang diambil langsung oleh siswa dari ruang terbuka/ laci dan yang harus diminta dari petugas laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium
Kecelakaan yang sering terjadi dilaboratorium antara lain :
a.Luka oleh benda tajam, pecahan kaca dan kena bakar;
b.Terkena/ percikan oleh cairan zat kimia (karosif/ asam/ basa pekat);
c.Tertelan zat-zat beracun;
d.Gigitan hewan peliharaan/ objek praktikum;
e.Pingsan disebabkan bau gas yang memusingkan dan pengap;
f.Terkena kejutan listrik;
g.Kebakaran yang disebabkan letusan yang terjadi dari hasil percobaan.
Untuk bentuk kecelakaan di atas maka perlu diambil tindakan pertolongan pertama secara cepat dan tepat, pada waktu memberi pertolongan pada sipenderita dapat dilakukan tindakan-tindakan berikut, yaitu :
a.Usahakan Jangan Panik, Baik sipenderita maupun para penolong;
b.Membawa sipenderita ke tempat yang sejuk, bersih, kering, baik dan tenang;
c.Bila pendarahan terjadi pada sipenderita usahakanlah darah yang keluar itu dihentikan dengan jalan mengangkat bagian tubuh yang luka, sehingga yang luka itu berada di atas jantung/ lakukan tekanan pada objek yang luka untuk menghentikan/ memperlambat keluarnya darah dan segera bersihkan kemudian perban, diteruskan ke Poliklinik/ Pusat Kesehatan terdekat;
d.Usahakan sipenderita terbaring seleluasa mungkin, pakaian dilonggarkan;
e.Jangan memberi makanan/ minuman apapun pada penderita yang sedang pingsan/ kecuali ada petunjuk dari dokter;
f.Segeralah minta pertolongan dokter/ tenaga kesehatan terdekat serta segera bawa ke Rumah sakit/ fasilitas kesehatan;
g.Dan lain-lain